Blog

populblog.blogspot.com

Minggu, 09 Oktober 2011

Penghayatan Ala John Lennon (Lennonisme)


Mengapa John Lennon bisa menempati posisi 5 penyanyi terbaik sepanjang masa Majalah Rolling Stone dan menduduki peringkat pertama vokalis terbaik versi majalah Mojo di Inggris…..?
Seberapa dahsyatnya sih vokal John Lennon, sehingga bisa begitu berpengaruh di dunia musik populer. Padahal jika didengarkan, suara pemimpin The Beatles ini tidak begitu istimewa, bahkan mungkin biasa-biasa saja. Jika dilihat, masih banyak penyanyi-penyanyi yang memiliki kualitas vokal lebih mumpuni dan luar biasa dibanding John Lennon.
Tapi disisi lain, dengan vokal “standarnya” justru menjadi kelebihan utama Lennon. Tidak kurang dari  Fredie Mercury, Kurt Cobain, Bono U2, Liam Gallagher Oasis, Neil Young, Stiven Tyler Aerosmith, Lady Gaga dan sebagian penyanyi lain begitu terpengaruh dengan Lennon. Sebagian besar musisi lain pun demikian dan menjadikan Lennon panutan dalam bermusik. Baik dari gaya hidup, gaya vokal maupun inovasi-inovasi musiknya.
Untuk diketahui, saking terpengaruhnya dengan John Lennon, beberapa musisi membuat suatu penghormatan untuk Lennon. Seperti Freddie Mercury yang membuat sebuah lagu berjudul Life is Real (song for Lennon). Lagu ini sengaja dibuat Freddie Mercury bersama Queen hanya untuk menghormati seorang John Lennon, yang telah mempengaruhi Queen hingga menjadi band besar. Selain itu, beberapa lagu Queen, juga sengaja dibuat mirip dengan lagu ciptaan Lennon. Penggemar Queen pasti tahu hal ini.
Sedangkan, Bono U2, Liam bersama Oasis, Bon Jovi, Aerosmith, dan beberapa musisi besar lain, kerap mengcover ulang lagu-lagu The Beatles dalam setiap konsernya. Bahkan, Lady Gaga yang terhitung pendatang baru di dunia musik populer, juga mengaku sangat terinspirasi John Lennon. Pada proses pembuatan album pertamanya, Lady Gaga sengaja mendengarkan “Abbey Road” selama enam bulan berturut-turut, hanya untuk mengikuti kedigdayaan “Abbey Road” yang legendaris itu.
Pernah dengar “Don’t Look Back in Anger” dari Oasis…? kalau pernah coba simak Intro lagu terbaik milik Oasis ini. Dan anda akan mendapatkan nuansa “Imagine” disana, persis dengan suara piano khas Lennon. Para penggemar The Beatles pasti tidak akan asing mendengarkan lagu ini, bahkan jika didengarkan dari awal hingga akhir lagu. Selain, “Imagine” nuansa “Something”, “Hey Jude”  dan “Watching the Wheels” juga ada pada lagu ini.
Pasti ada alasannya jika melihat banyaknya musisi yang mendapat pengaruh dari John Lennon. Beberapa waktu lalu, Majalah Rolling Stone, memilih empat buah lagu dengan vokal terbaik karya Lennon. Lagu-lagu tersebut antara lain, “I Feel Fine,” “Strawberry Fields Forever,” “Imagine,” dan “Instant Karma”. Dua buah lagu saat bersama The Beatles dan dua buah lagu lainnya saat Lennon bersolo karir yang membuatnya menduduki posisi 5 penyanyi terbaik sepanjang masa versi Majalah tersebut.
Apa yang istimewa…?
Salah satu kelebihan utama Lennon dalam bernyanyi yaitu, dia mampu menunjukkan kualitas suaranya dalam berbagai konteks, termasuk pada empat buah lagu diatas. “The more he developed as a writer, he was able to show his voice in various contexts,” tulis Majalah Rolling Stone. Bahkan, rekan duetnya saat bersama The Beatles, Paul McCartney tidak bisa sehebat Lennon dalam hal penghayatan lagu. Mungkin hal ini juga yang mempengaruhi Kurt Cobain, sehingga dia lebih menyukai Lennon dari pada McCartney. Meskipun saat di The Beatles, Paul McCartney menyanyikan lagu lebih banyak dibanding Lennon.
Seperti yang sudah ditulis di bagian atas tadi, salah satu kelebihan John Lennon dalam bernyanyi adalah, Lennon memiliki penghayatan yang tiada duanya dan vokalnya mampu bernyanyi menyesuaikan tema lagu yang ia ciptakan.
Tidak percaya…?
Coba dengarkan “I’m Only Sleeping”. Pada lagu ini, Lennon bernyanyi seperti orang mengantuk persis seperti saat dia berbaring di tempat tidur. Lagu ini juga menjadi salah satu puncak kehebatan penghayatan vokal seorang John Lennon. Sedangkan vokal telernya pada “Lucy in the sky with Diamond” (Sgt Pappers Lonely Hearts Club Band, 1967) benar-benar tiada duanya. Ya, lagu ini memang menceritakan tentang Drugs… Hebatnya, kedua lagu ini diciptakan pada tahun 1966 dan 1967…!
Rolling Stone menulis, ada kesendirian yang mendebarkan pada cara Lennon menyanyikan “A Day In The Life”. Penghayatannya pada “I’m So Tired” juga luar biasa, dia berteriak dan menyanyi seperti orang yang sangat kelelahan. Namun suara lembutnya yang padu dengan suara piano juga muncul pada lagu “Oh My Love” membuat siapapun yang mendengarkan hanyut terbawa suasana cinta lagu ini yang penuh dengan misteri.
Pada lagu “Mother” Lennon menghendaki dirinya untuk mengekspresikan rasa sakitnya. Mother/You had me/But I never had you.” It’s a crushing depiction that stays with you forever. Dia berteriak dengan kemarahan. Mama dont go/Daddy come home.
Saat Lennon menyanyikan Jealous Guy, dia seperti kesepian dan merasa sendiri. Dia juga menunjukkan lewat siulannya yang penuh harapan dan impian masa lalunya. “I was dreaming of the past/and my heart wast beating fast/i began to lose control/i began to lose control/ i did’n mean to hart you/i’m sorry that/ a made you cry/ i did’n wont to hurt you/i’m just a jealous guy.
Ketika Lennon menyanyikan “Imagine” , dia memiliki ide bahwa kerinduan terdalamnya untuk sebuah perdamaian dunia adalah hal yang nyata dan bisa diwujudkan, dan “Imagine” dinyanyikannya dengan keberanian. “That’s a song he made you want to sing (Itu lagu yang membuat Anda ingin bernyanyi) tulis Rolling Stone lagi.
Penghayatan yang luar biasa itu, juga ditunjukkan Lennon pada lagu klasiknya “Strawberry Fields Forever”. Lennon sedang mengenang masa kecilnya saat ia menyanyikan lagu ini. Saat kecil, Lennon sering bermain di sebuah taman Salvation Army dekat rumahnya di Woolton yang diberi nama ‘Strawberry Field’.Pada Strawberry Fields Forever, dia menyanyikan dengan suara sedihnya sembari mengenang masa lalunya yang suram dan penuh impian.
Tapi itu hal yang menakjubkan, dia selalu mengatakan kebenaran. Dia merasa dia punya hak untuk berbicara tentang apapun. Tidak seorang pun mengerti tentang cara sebenarnya yang dia lakukan, Lennon melakukannya sesuai dengan apa yang dirasakan dan apa yang dikatakannya.

Rubber Soul dan Revolver


EKSPERIMENTASI dengan narkotika dan agama oriental tidak hanya mengubah musik The Beatles, namun juga personalitas keempat anggotanya, John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr. Menurut Ian MacDonald, wartawan majalah musik Inggris Mojo, pengalaman psikedelik tersebut bahkan membuat The Beatles sebagai pembuka pintu sebuah era baru.
SELAMA lima tahun paruh terakhir dekade 1960, banyak penggemar musik menganggap The Beatles sudah tidak tertandingi oleh siapa pun. Bahkan, bagi sebagian pendengar musik muda usia, keempat personel The Beatles bagaikan dewa-dewa yang tidak terjangkau tangan siapa pun.
Padahal, meskipun mengamati situasi sosial dan politik, The Beatles bukan menjadi penyebab terjadinya perubahan- perubahan sosial maupun psikologis di masa itu. Namun, mereka cerdik mengambil potongan-potongan gagasan lebih cepat dibandingkan para kompetitor mereka.
Apalagi, dengan sukses penjualan jutaan album, The Beatles sangat berhasil memukau dan menyebarkan gagasan- gagasan musikal tersebut dengan cara-cara yang intelektual. Contohnya adalah ketika The Beatles mempelajari agama oriental-yang tadinya kurang populer-yang segera menjadi obyek diskusi masyarakat Barat.
The Beatles bukanlah warga Barat yang menemukan agama oriental tersebut, yang sudah dikenal sejak abad ke-18. Namun, ketertarikan Barat dengan kultur Timur itu tidak akan pernah terjadi jikalau The Beatles tidak menggalinya.
Mereka mendalami agama Hindu-India, yang menjadi pemicu terjadinya kebangkitan spiritual di akhir dasawarsa 1960. Mereka pula yang mengenalkan musik avant-garde yang tercermin dengan sempurna melalui nomor Revolution 9 dalam album The Beatles (White Album) tahun 1967.
Musisi terkenal dari Amerika Serikat (AS), Bruce Springsteen, mengatakan bahwa Elvis Presley membebaskan tubuh manusia dan Bob Dylan membebaskan pikiran orang. Adapun The Beatles melakukan lebih dari yang dibuat oleh Presley dan Dylan hanya karena sukses komersial mereka yang mengglobal.
Dylan sebetulnya tidak tertarik dengan gagasan “masyarakat alternatif” yang diusulkan oleh gerakan kontrakultur akhir dekade 1960, sementara The Beatles menggali inspirasi- inspirasi dari gerakan ini. Ideologi “Summer Of Love” tahun 1967 memang bukan penemuan The Beatles, melainkan mereka ikut mempersiapkannya lewat album Revolver.
Lebih dari itu, The Beatles membuat kontrakultur menjadi gerakan yang lebih massal. Tidak perlu diragukan lagi, adalah The Beatles yang membantu berubahnya dunia pada tahun-tahun era psikedelik.
The Beatles mengenal ganja dari Dylan tahun 1964 di New York (AS), tetapi mereka lebih cepat memulai proses “mind expanding” dengan LSD ketika membuat album Help! tahun 1965. Setelah itu, lahirlah karya-karya “acid-influenced” seperti Day Tripper, Taxman, atau Tomorrow Never Knows.
McCartney dan Lennon gemar memperluas wawasan dengan menghadiri acara-acara kebudayaan underground di London yang subur dengan psikedelia warna-warni likuid ala Pink Floyd atau Pretty Things. Pengalaman berharga itulah yang mempengaruhi lahirnya karya-karya seperti Good Day Sunshine atau Penny Lane.
Berkat pengalaman “acid-influenced” itu pula kolaborasi Lennon dan McCartney menjadi semakin kental. “Paul menulis ’come and see the show’. Saya menambahi dengan ’I read the news today, oh boy’,” kata Lennon.
McCartney masih lebih maju dalam eksplorasi musiknya ketimbang Lennon sehingga dialah yang mampu menggagas Magical Mystery Tour dan Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band. Namun, Lennon tetap menjaga originalitas musik The Beatles yang klasik, seperti Strawberry Fields Forever, Lucy In The Sky With Diamonds, atau A Day In The Life.
Jika McCartney mengambil makna musikal dari kedatangannya ke acara-acara “underground”, Lennon lebih memanfaatkan peristiwa-peristiwa itu untuk mematangkan sikap politiknya yang antikemapanan. Adapun Harrison tetap berada di jalur agama Hindu yang membuat dia tertarik sejak awal tahun 1965.
Harrison juga dikenal sebagai pemakai narkotika yang sama parahnya dengan Lennon. “Narkotika membuat perasaan saya tidak berhenti enak, hal yang tak pernah saya nikmati sepanjang hidup saya. Ini juga yang membuat saya jatuh cinta bukan kepada orang atau hal yang khusus, melainkan kepada semuanya,” kata Harrison 35 tahun setelah tahun 1965.
Starr dan McCartney sempat juga mencoba-coba pengalaman menenggak LSD sekalipun mereka akhirnya tetap setia pada ganja. Akan tetapi, narkotika bukanlah menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada proses kreatif kedua personel itu sebagai musisi.
Era psikedelik The Beatles dimulai dengan nomor Tomorrow Never Knows dan diakhiri dengan Across The Universe bulan Februari 1968. Oleh sebab itulah mereka menyebut Revolver sebagai album yang menjadi tonggak penting bagi perkembangan musik The Beatles selanjutnya.
Uniknya, seperti kata Harrison, Revolver (1966) seperti “jilid kedua” dari album sebelumnya, Rubber Soul (1965). Wajar jikalau majalah Rolling Stone memilih kedua album itu ke dalam 10 besar 500 Album Terbaik Sepanjang Masa.

Rubber Soul, Bukan Sekedar Album Musik



Rubber Soul, album ke-6 yang diluncurkan The Beatles pada tahun 1965 adalah sebuah  lompatan seni yang paling penting dalam karir The Beatles dan perkembangan musik dunia.
Album ini menjadi awal revolusi musik The Beatles, dari lagu-lagu ringan rock n roll, menjadi lebih dewasa, baik dalam penulisan lirik, maupun lagu-lagu di dalamnya. Seperti In My Life dan Norwegian Woods yang ditulis John Lennon.
Disamping itu, Rubber Soul juga menjadi tantangan tersendiri bagi Lennon dkk, dimana mereka mencoba meraih kesuksesan dari segi artistik ketimbang sukses komersil semata, yang sudah mereka dapatkan pada album-album sebelumnya.
Sebelum Rubber Soul dirilis, album Beatles dianggap tak lebih dari kumpulan single daripada koleksi seni. Dalam Rubber Soul kita melihat era baru dari ide-ide segar, tidak hanya musik, tapi filosofis. Pada periode ini, The Beatles masih ditekan terus-menerus oleh pihak perusahaan rekaman untuk dapat menghasilkan lebih banyak lagu dan single.
Sejak diluncurkannya album ini, insensitas penampilan Lennon dkk dihadapan para Beatlemania juga sudah mulai berkurang. Saat tampil live, mereka hanya mampu membawakan beberapa lagu saja dari album ini. Hal itu terjadi karena, teknologi saat itu belum mendukung untuk menampilkan lagu-lagu mereka yang memang sudah mengalami perkembangan di album Rubber Soul.
Menurut saya, Rubber Soul adalah sebuah album yang paling sempurna yang pernah diciptakan The Beatles, selain Abbey Road tentunya. Hampir semua lagunya memiliki kualitas yang sangat bagus. Istilah gampangnya, tidak ada lagu “jelek” di album ini. Semua lagunya enak didengar atau istilah bule nya, easy listening. Saya sangat merekomendasikan album ini untuk teman-teman yang ingin mengenal The Fab Four lebih jauh.

Track pembuka album ini adalah “Drive My Car yang dinyanyikan sendiri oleh si cerdas  Paul McCartney. Drive My Car berirama sedang dan sangat cocok untuk menjadi track pembuka di Rubber Soul. Lagu ini direkam pada 13 Oktober 1965. (8.5/10)
Berikutnya,  adalah “Norwegian Wood (This Bird Has Flown) yang direkam pada 21 Oktober 1965. Sebuah masterpiece dari si keras kepala John Lennon. Ide Lennon yang ingin mengkombinasikan alat musik India, Sitar ke dalam musik barat, mendapat sambutan luar biasa dari dunia musik. Sang gitaris George Harrison juga memiliki peran penting di lagu ini. Satu tahun kemudian, The Rolling Stones meniru Beatles dengan menggunakan sitar pada salah satu lagu legendarisnya, “Paint It Black” yang kemudian banyak ditiru oleh band-band di era modern. (9/10)
Komposisi “You Won’t See Me”, tetap menjaga benang merah di rubber Soul. Lead Vokal pada lagu ini adalah Paul McCartney. Sedangkan Lennon dan geogre hanya tampil sebagai backing vokal. Seorang John lennon hanya menjadi backing vokal…? itu adalah hal yang biasa bagi The Beatles.  “You Won’t See Me” direkam pada 11 November 1965. (8/10)
Berikutnya, “Nowhere Man”. Lagu pertama Beatles yang tidak menceritakan soal percintaan. Pada intro lagu, Lennon McCartney dan Harrison berteriak  “He’s a real nowhere man,Sitting in his Nowhere Land,Making all his nowhere plansfor nobody.  Harmonisasi vokal dari Lennon, McCartney dan George dilagu ini sangat padu. Asik lah, Nowhere Man…… (9/10)
“Think For Yourself” menjadi bukti bahwa George Harrison tidak kalah dengan Lennon dan McCartney. Pada lagu yang direkam pada 8 November 1965 , George Harrison menjadi vokalis utama dan memainkan gitar melodi. John Lennon memainkan harmoni vokal, gitar rythm dan piano listrik, Paul McCartney memainkan harmoni vokal dan bass. Sedangkan Ringgo Starr memainkan Drumm dan perkusi. (8/10)
“The Word”, Salah satu track favorit saya nih, lagunya asik dan easy listening, sama seperti lagu lainnya di album ini. Musik yang direkam pada 11 November 1965 ini  didasarkan pada irama dengan perubahan akord sedikit dan melodi sederhana dari kunci D minor . George Martin memainkan solo harmonium di bagian akhir lagu. McCartney, Lennon , dan George Harrison menyanyikan lagu dalam tiga bagian harmoni. Namun pada  bagian reffrain, dinyanyikan sendiri oleh John Lennon.
Saya sangat menyukai suara John Lennon pada bagian reffrain. Lennon mengatakan lagu ini diciptakan oleh dirinya dan McCartney, namun sebagian besar adalah peran Lennon sendiri. (10/10)
Setelah asik dengan “The Word”, kita akan dimanjakan dengan lagu balada Paul McCartney yang berjudul, Michelle. Jika pernah mendengarkan lagu Yesterday, pasti anda akan tahu seperti apa nuansa lagu yang direkam pada 3 November 1965  ini. Michelle menjadi track penutup sisi pertama Rubber Soul. (9/10)
Jika Michelle membuat anda terlelap, Whats Goes On akan membuat anda sedikit melek. Untuk pertamakalinya di album ini, sang drummer Ringo Starr menyumbangkan suaranya. Sedangkan trio, John, Paul dan George hanya menjadi backing vokal. Hasilnya, mantap dong….. ini bukti nyata, kalau seluruh personil the Beatles memiliki kemampuan sebagai lead vokal, bukan hanya sekedar bisa bernyanyi. Begitu bunyinya….   (9/10)
Tak mau kalah dengan McCartney, Lennon juga memasukkan lagu baladanya disini. Lagunya dalam, khas Lennon. “Girl” dinyanyikan sendiri oleh Lennon. Di dalamnya ia berbicara tentang gadis yang ada dalam mimpinya (mungkin).  Pada saat dia menulis lagu ini, Lennon menentang kekristenan, dan menurut Lennon, ia menyerang nilai-nilai katolik, menggunakan campuran terselubung nafsu dan kebencian. Girl direkam pada tanggal 11 November 1965.(9/10)
Sama seperti Drive My Car dan The Word, “I’m Looking Through You” memiliki karakter yang kurang lebih sama. Asik dan easy listening. Lagu ini dinyanyikan Paul McCartney. (8/10)
“In My Life”, Klasik, dan juga sangat terkenal. In My Life menjadi salah satu lagu terbesar dalam karir John Lennon. Dalam hal ini, Lennon merefleksikan pada hari-hari masa kecilnya, dimana dia membayangkan naik bus melalui jalan-jalan Liverpool dari rumahnya di Menlove Avenue ke dermaga, dimana ia menggunakan semua tempat yang mengadakan makna khusus kepadanya sebagai seorang anak muda.  Ini adalah cara nostalgia Lennon dari menyebutkan teman-teman dan pecinta dan dunia yang ditinggalkannya. Setelah kematiannya yang tragis pada tahun 1980, lagu ini mengambil peran sebagai batu nisan pribadinya, In My Life direkam pada tanggal 18 dan 22 Oktober 1965. (9/10)
Tiga lagu penutup Rubber Soul adalah tembang-tembang yang tak kalah hebat. Seperti komposisi “Wait” dari John Lennon (9/10) dan “If I Needed Someone” oleh George Harrison (8/10).
Sedangkan,  “Run For Your Life” menjadi track penutup yang sempurna di album Rubber Soul. Lagu yang direkam pada tanggal 12 Oktober 1965 sangat asik dan memiliki tempo yang cepat. “Run For Your Life” dinyanyikan John Lennon, diiringi backing vokal Paul dan George. Saat menciptakan lagu ini, Lennon mendapat ide dari baris pertama sebuah lagu Elvis Presley tahun 1955 yang berjudul, “Baby, Let’s Play House.”10/10)
Dapat disimpulkan, hampir seluruh lagu yang menghiasi album ini merupakan lagu-lagu kunci, yang membuat album yang diluncurkan pada 1965 ini diakui keberadaannya oleh para kritikus dan pengamat musik dunia. Tidak heran jika album ini mampu menguasai tangga musik musik di Britania Raya dan Amerika, selain itu, Rubber Soul juga menempati posisi ke-5 album terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone.

Sejarah Musik

Musik merupakan salah satu bentuk kesenian tertua di dunia dan diperkirakan sudah dikembangkan manusia sejak 10.000 tahun sebelum Masehi. Tidak seperti musik yang sering kita dengar sekarang, di masa itu musik cuma berupa tepukan tangan, hentakan kaki ke tanah, dua batu yang saling dibenturkan, atau suara-suara uang dihasilkan ketika sedang menumbuk akar dan rumput. Segala bentuk bunyian berirama yang manusia di masa itu disebut musik prasejarah, atau dikenal juga dengan istilah musik primitif, dan merupakan akar musik tradisional.


Alat Musik Pertama
Sejalan dengan konsep berpikir yang terus berkembang, manusia prasejarah mulai menciptakan beragam alat musik. Di antaranya peluit dari cangkang kerang, seruling dan terompet dari tulang binatang, gendang dari tanah yang berbentuk bejana atau piala, dan tamborin dari perunggu.

Upacara Keagamaan
Di zaman prasejarah, musik umumnya digunakan dalam perayaan besar dan ritual keagamaan. Dalam ritual itu mereka melagukan puji-pujian sebagai bentuk penghormatan dan pengharapan kepada dewa-dewa.
dari berbagai sumber
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...